Ada seorang ayah yang setiap hari bekerja keras dan pulang larut malam. Bahkan seringkali di hari sabtu dan minggu pun ia bekerja. Suatu hari seperti biasa ia lembur lagi, dan pulang dengan tubuh lelah dan pikiran penat. Sampai di rumah ia menjumpai anaknya yang masih kecil menantinya di ruang tamu.
“Malam papa, bolehkah aku bertanya?”, tanya si anak.
“Mau tanya apa tho?”, dengan nada sedikit terganggu ayahnya menjawab, (maklumlah sudah capek).
“Papa, berapa gaji papa per jam?”, tanya si anak dengan hati-hati (takut dimarahi)
“Aduh ngapain sih kamu tanya begituan?”, hardik sang ayah.
“Maaf papa, saya cuma ingin tau…”
(berpikir sejenak) “Ya sudahlah, kira2 gaji papa satu jam nya 50 ribu”
“Oh”, jawab si anak, sejenak kepalanya tertunduk berpikir. Lalu dengan sangat perlahan si anak berkata, “Kalau begitu… bolehkah saya pinjam… 10 ribu saja papa…?”
Sang ayah pun bangkit amarahnya, “Jadi kamu nanya cuman mau pinjam uang? Sudah berani kamu ya nanya gaji papa cuman supaya kamu bisa pinjam uang untuk beli mainan tak berguna atau jajan! Cepat kamu masuk kamar dan tidur!”
Anaknya pun tanpa berkata apa2 lagi, menundukkan kepala lalu masuk ke kamarnya dan sang ayah pun pergi mandi. Setelah mandi, sambil berbaring di tempat tidurnya sang ayah berpikir, “Mungkin aku terlalu galak pada anak ku, mungkin dia memang benar2 ingin membeli sesuatu, pelitnya aku ini, 10 ribu saja aku marah pada anak ku”. Kemudian sang ayah pun bangun, mengambil 10 ribu dari dompetnya dan menuju kamar anaknya.
“Nak..”, panggilnya dengan pelan, mungkin anaknya sudah tertidur, “…kamu belum tidur?”
“Belum papa, maaf, dari tadi saya belum bisa tidur”, sahut anaknya.
“Mungkin ayah tadi terlalu kasar kepadamu, maaf tadi papa sangat lelah dan menumpahkan marah kepadamu, nih, 10 ribu yg tadi kamu minta”.
Dengan wajah ceria anaknya menerima uang itu. Lalu anaknya mengambil sebuah kotak pensil tua yang ada dibawah bantalnya, mengambil segenggam uang dari situ, lalu menghitung uangnya.
Sang ayah pun marah lagi, “Kamu ni, sebenernya mau beli apa sih? Udah punya uang gitu, masih mau pinjam lagi!”
Setelah selesai menghitung embaran-lembaran lusuh uang di tangannya, sang anak memandang ayahnya dan menjawab, “terima kasih papa, sekarang uangku sudah cukup”
“Sebenernya kamu ini mau ngapain sih! Jawab pertanyaanku”, hardik ayahnya lagi
Dengan ceria dia menjawab, “Papa, ini sekarang aku punya uang 50 ribu, bolehkah aku membeli waktumu satu jam? Pulanglah lebih awal besok, aku kangen makan malam sama papa…”
0 Response to "Buat para Ayah."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)